Tari Jaipong



TARI JAIPONG

  Tari Jaipong adalah salah satu kesenian tradisional Jawa Barat yang sangat populer di Indonesia. Tari Jaipong ini merupakan penggabungan beberapa seni tradisional seperti pencak silat, wayang golek, ketuk tilu dan lain – lain. Tarian ini sering di tampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu besar dan festival budaya.


  Menurut sejarahnya, Tari Jaipong ini merupakan tarian yang di ciptakan oleh seniman bernama H. Suanda dari Karawang. Tarian ini mulai di populerkan pada tahun 1976 melalui media kaset dengan nama “Suanda Grup”. Pada saat itu masih menggunakan instrument sederhana sebagai pengiringnya seperti gendang, ketuk, kecrek, goong, rebab dan sinden.

  Jaipongan adalah sebuah repertoar tari baru yang kekuatan geraknya digali dari berbagai kekuatan gerak pada tari-tarian yang hidup dilingkungan masyarakat Sunda, seperti: Ketuk Tilu, Bajidoran, Pencak Silat, dan kesenian rakyat lainnya. 


Sumber : Dokumen Pribadi Acara Perpisahan SMAN 1 Subang Kuningan 29 April 2019

  Pada perkembangannya, Jaipongan hidup subur dan menyebar ke berbagai penjuru daerah Jawa Barat, sehingga memunculkan keragaman gaya (style) dari setiap koreografernya. Koreografer-koreografer muda Jaipongan saat ini, pada dasarnya memiliki struktur dan gaya yang berbeda, sehingga dapat dikatakan telah terjadi perkembangan dari gaya Gugum Gumbira. Pebedaan itu terletak di setiap unsurnya, seperti pada unsur koreografi, unsur tata rias dan busana, serta pada unsur musiknya (karawitan). Oleh karena itu Jaipongan memiliki perkembangan dan dinamika tersendiri yang telah melahirkan kreativitas dari para koreografer muda yang memunculkan tarian-tarian kreasi baru. 

  Jaipongan merupakan sebuah rumpun (genre) tari baru dalam khasanah tari Sunda yang memiliki kekuatan basik estetika tari (subtantif kinetik) yang digali dari kekuatan gerak-gerak kesenian rakyat, seperti: Ketuk Tilu, Bajidoran, Topeng Banjet,dan jurus-jurus dalam ibing Penca/Maenpo. Hal tersebut berpengaruh terhadap pola atau struktur koreografinya yang sederhana, yaitu terdiri dari bukaan, pencugan, nibakeundan motif gerak mincid. Melihat lebih jauh tentang kesejarahan Jaipongan, yang mana rumpun/genre tari tersebut diciptakan oleh seorang seniman tari bernama Gugum Gumbira Tirasondjaya sejak Tahun 1970-an hingga tahun 1990-an, karya-karya nya antara lain; Rendeng Bojong, Keser Bojong, Oray Welang, Setra Sari, Toka-toka, Sonteng, Iring-Iring Daun Puring, Pencug Bojong, Senggot, Rawayan, dan Kawung Anten. 



Sumber : Dokumen Pribadi Acara Perpisahan SMAN 1 Subang Kuningan 29 April 2019

  Edi Mulyana menjelaskan dalam tulisannya, bahwa: Jaipongan adalah sebuah repertoar tari baru yang kekuatan geraknya digali dari berbagai kekuatan gerak pada tari￾tarian yang hidup di lingkungan masyarakat biasa, seperti; Ketuk Tilu, Bajidoran, Pencak Silat, dan kesenian rakyat lainnya” (dalam Gugum Gumbira Dari Cha-Cha Ke Jaipongan, Endang Caturwati dan Lalan Ramlan, ed., 2007: 58). Namun di sisi lain, tari Jaipongan memiliki dinamika yang tinggi, enerjik, dan cenderung berkarakter maskulin, walaupun ditarikan oleh penari perempuan. Genre tari ini hingga sekarang sudah menjadi salah satu identitas seni dan budaya Jawa Barat, dan sekaligus menjadi sebuah penanda dari letak geografis suatu wilayah di Indonesia. Dengan kata lain, Jaipongan sudah menjadi identitas dari wilayahnya, yaitu Jawa Barat. Sehubungan dengan hal itu Arthur S. Nalan mengatakan, bahwa: “imbalan dari melanglang buananya Jaipongan ke mancanagara, telah menakdirkan Jaipongan menjadi identitas diri Sunda, Jawa Barat, Indonesia” (2007: 5)



Sumber Materi : Skripsi Tari Terry Elisandy, Risa Nuriawati dan Arthur S, Nalan
Nama : Diah Nur Azizah 
Nim : 18123014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tari Wayang

Gending Karesmen

Tari Umbul