Seni Calung


Senicalung

   Calung yang hidup dan dikenal masyarakat sekarang, adalah calung dalam bentuk penyajian seni pertunjukan (hiburan yang bersifat tontonan). Seni pertunjukan calung tersebut menggunakan waditra yang disebut calung jinjing, yaitu waditra calung yang ditampilkan dijinjing (tergantung) dipegang oleh tangan sebelah kiri, jika akan dibunyikan.    Waditra calung jinjing terbuat dari bahan bambu hitam (awi hideung). Seperangkat calung jinjing yang dipergunakan dalam pertunjukanya bisa bertangga nada salendro atau bertangga nada pelog dan madenda (nyorog). Waditra calung jinjing merupakan perkembangan dari bentuk calung rantay dan calung gambang. Calung dalam bentuk ini sudah merupakan jenis calung untuk seni pertunjukan yang bersifat hiburan (tontonan) oleh karena itu bentuk waditra calung jinjing telah disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan pertunjukanya.Calung jinjing yang berasal dari bentuk dasar calung rantay ini tidak dibuat dalam empat bagian bentuk waditra yang terpisah. Keempat buah waditra ini diaminkan dengan cara dijinjing oleh empat orang pemain yang masing-masing memegang calung dalam fungsi yang berbeda-beda waditra calungnya terdiri dari:

1. Kingking 2. Panepas 3. Jongjrong. 4. Gonggong       Calung kingking jumlahnya 15 nada atau tiga oktav dalam nada yang paling kecil (tertinggi)ke atas, calung panepas jumlahnya hanya 5 potong untuk 5 nada saja (satu oktav). Nadanya merupakan sambungan nada terendah calung kingkong. Kelima nada tersebut ada yang dibagi 2 ada yang digorok disatukan. Calung jongjrong seperti halnya calung panepas yang berbeda hanya nadanya saja lebih rendah dari calung panepas lanjutan nada calung panepas. Bentuknya selalu dibagi dua, yaitu tiga potong untuk nada berturut-turut dari yang tertinggi, dua potong untuk dua nada lanjutannya. Calung gonggong merupakan calung paling besar , jumlahnya hanya dua bumbung saja digorok disatukan kedua-duanya dalam nada yang paling rendah diantara keseluruhan calungAdapun dalam pergelaranya kini seni calung terdiri atas : 

1. Pemain calungnya, para pemain terdiri dari empat pemegang calung2. Pemain Gending, pelengkap bunyi calung adalah para pemain Gending yaitu pemain kendang dan Goong3. Tambahan. Pemain tambahan dalam pentas diantaranya ada yang menambahkan pemegang kosrekPakaian yang digunakan dalam seni calung jinjing adalah pakaian khas rakyat Sunda zaman dahulu yaitu pangsi, kampret, sarung, dan Iket. Selain pakaian digunakan juga make up yang kadang-kadang dibentuk berlebihan agar kelihatan lucu.Calung rantay, calung ini bahanya sekitar 17 bulatan (potong) bambu yang setiap potonganya mempunyai satu nada. Keseluruhan nada-nada itu tersusun dalam Laras pelog atau salendro. Disebut calung rantay karena keseluruhan bilah-bilah bambu (bumbung) dirangkai dalam satu kesatuan dengan menggunakan tali yang dipasang berderet. Talinya dibuat sepanjang mungkin agar dapat merangkai keseluruhan calung dan dapat juga dilakukan ke pinggang manusia dan ditalikan sebagian ke bagian bangunan (tiang atau batang pohon).    Calung rantay biasanya hanya dimainkan dalam hubungannya dengan kepentingan upacara padi. Oleh karena itu, memainkan calung ini tidak sembarangan waktu, misalnya pada permulaan padi ditanam,pada saat padi mulai berbunga, padi menguning


Sumber Foto ( L Gilang Hermansyah) 


Sumber Materi : - Aep Syaefulloh B
                 - Pandi Upandi S.kar
                 - Skripsi (Kiprah Uko Hendarto dalam Seni Calung Sunda) 
                 Oleh: Dudi Kusnadi (Nim: 9521072)

Penulis : M. Rifqon
Nim : 18123031

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tari Wayang

Gending Karesmen

Tari Umbul