Kesenian Ebeg

                                Kesenian Ebeg                                                                                                    Ebeg merupakan bentuk kesenian tari daerah Banjar yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberi ijuk sebagai rambut. Tarian Ebeg ini memiliki kemiripan dengan kesenian yang berkembang di daerah jawa tengah yaitu jaranan, mungkin hal ini disebabkan oleh letak strategis kota banjar yang berada di perbatasan jawa barat dan jawa tengah. Kesenian ini adalah salah satu warisan budaya leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan. Tarian ebeg ini merupakan kombinasi antara budaya jawa dan sunda. Gending - gending yang digunakan dalam kesenian ebeg adalah gending campuran sunda dan  jawa  yang diawali dengan lagu jiro untuk mengawali atau cheksound dalam istilah sunda disebut dengan tatalu. Kemudian disambung dengan lagu kembang gadung naek gending cakil sebagai tarian pembuka. Dalam tariannya ketika sudah selesai menari biasanya sering dilakukan pemanggilan roh nenek moyang atau karuhun yang akan masuk ke tubuh penari agar ikut menari dan dipercaya menjaga rombongan tersebut dari marabahaya yang datang mengancam. Tidak berhenti sampai disitu biasanya orang yang menonton ebeg juga akan ada yang mengalami kerasukan roh nenek moyang yang dinamakan dengan fenomena kesurupan. Dalam pemanggilan roh ini tidak luput dari sesaji yang berupa makanan yang biasa kita makan walaupun ada beberapa barang lain seperti kemenyan dan sebagainya. Uniknya ketika pagelaran telah akan berakhir pasti ada satu orang yang masih kesurupan dan ketika ingin di sadarkan harus oleh yang bersangkutan atau yang punya hajat.

Alat musik atau waditra biasanya menggunakan gamelan berlaras salendro terdiri dari saron, bonang, jenglong, goong, kendang, dan seorang sinden.
 


Sumber : Youtube


Kostum yang digunakan dalam kesenian ini biasanya ada yang menirukan tokoh wayang dan tidak tapi hampir mirip dengan wayang. Uniknya ketika kesenian ini tampil semua penari pake kaus kaki dan bermakeup tebal.
      

Sumber : Youtube


Eksistensi di kota Banjar saat ini sudah hampir tidak terlihat lagi, hanya terlihat di daerah-daerah tertentu dan itu pun ketika ada acara hajatan saja. Para pemain waditranya pun tidak ada yang masih muda dan sudah jarang di jumpai. Ketika berjalan – jalan ke daerah perbatasan jawa barat jawa tengah khususnya di daerah langen dan sedang ada hajatan atau acara pernikahan pasti ada saja kesenian ebeg ini, dan uniknya pada saat sebelum acara berlangsung penonton sudah berbondong bondong melihat ke dekat panggung.



Penulis : Alkha khoerul krisnamukti
Nim : 18123001

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tari Wayang

Gending Karesmen

Tari Umbul