Reog Khusus Wanita


Reog Khusus Wanita

Reog adalah salah satu jenis kesenian yang berfungsi sebagai sarana hiburan, yang di dalamnya terdapat unsur tabuh, lagu, lawak dan pertunjukan. Kesenian reog diperkaya dengan tabuhan dan lagu di luar tabuhan-tabuhan pokok, sehingga kesenian tersebut merupakan salah satu kesenian yang mampu mempertunjukan corak dan warna lain pada pertunjukkan.
Meskipun Reog didominasi oleh laki-laki, namun kenyataanya seni reog dapat dimainkan oleh pemain wanita. Pertunjukkan seni reog wanita tidak harus menggabungkan unsur lawak dan lagu seperti lazimnya. Tetapi dapat mengetengahkan unsur tabuhan/instrumental saja. Seperti ketika mengiringi dalam suatu perayaan.
Belakangan ini, kondisi kesenian reog wanita semakin memprihatinkan jika dibandingkan dengan kesenian-kesenian lainnya. Hal ini menunjukkan betapa minimnya kesenian tradisi yang bisa dinikmati masyarakat, khususnya anak-anak  jaman sekarang, mereka tidak mengetahui lagi tentang kesenian tersebut. Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju maka kesenian tradisional semakin tersisihkan.
Untuk mengatasi hal tersebut, berbagai komponen, baik lembaga seni atau lingkung seni maupun pemerintah serta dinas terkait, wajib untuk mengusahakannya, baik dengan cara pembinaan, pengembangan dan pelestarian kesenian tradisi, secara terus menerus sehingga akhirnya kesenian tersebut tidak tersisihkan.
Sumber gambar : skripsi Teti Komalasariningsih

Secara fakta, kesenian tersebut berbeda jauh dengan kondisi awal berdirinya. Sebelumnya dalam seminggu bisa latihan tiga kali, sedangkan saat ini hanya satu kali dalam seminggu. Hal ini berpengaruh dalam pertunjukan. Pada saat ini, kesenian reog tampil hanya 17 agustus saja, itu pun untuk daerah yang masih peduli dengan kesenian reog.
Pertunjukan reog wanita didukung oleh 4 orang pemain. Antara lain 3 orang memainkan dog-dog, dan seorang memainkan kecrek. Keempat pemain tersebut didukung oleh penabuh gamelan lainnya. Secara garis besar pemain dog-dog berfungsi untuk pengatur irama, ketukan irama, dan pengatur jalannya irama. Artinya pola permainannya bekerja sama dengan pemain kendang. 
Adapun pola permainannya seperti ini :
Ngaleunggeuh, yaitu motif pukulan sebagai isyarat, bahwa pertunjukan akan segera dimulai. 
Ngarajah, yaitu tabuhan untuk mengiringi lagu pembukaan pergelaran.
Kempringan, yaitu jenis tabuhan untuk menngiringi lagu-lagu.

Sumber gambar : skripsi Teti Komalasariningsih

Tabeuh jalan, yaitu tabuhan untuk mengiringi para pemain pada gerakan berjalan.
Tabeuh saliwet kendor ke gancang, merupakan tanda akan menuju atraksi humor.
Ngabendrong, yaitu motif pukulan bubaran yang memberi isyarat pertunjukan selesai.
Kamus umum bahasa sunda menerangkan bahwa dogdog itu ialah tatabuhan sabangsa bedug leutik(bedug kecil) yang biasa dipakai seni reog. Dog dog dari yang terkecil sampai terbesar disebut tilinglit, panempas, bangbrang dan indung.
Waditra reog terdiri dari beberapa alat musik diantaranya :
Empat dog-dog
a. Dog-dog terkecil (tilinglit)
b. Dog-dog kecil (panempas)
c. Dog-dog besar (bangbrang)
d. Dog-dog terbesar(indung)
2 buah pemukul untuk dog dog
Kempul dan goong.
Riwayat berdirinya reog SBSM menurut Uum Juarsih (75 tahun) sebagai pendiri perkumpulan reog wanita Seni Buhun Sunda Medal di kota banjaran, katanya seni reog bermula dari seni ogel. Sekitar tahun 20-an ogel sudah tidak ada. Bahwa pada jaman dahulu setiap laki-laki yang akan disunat, sehari sebelumnya akan dimandikan pada acara yang disebut mandi kembang , dengan diiringi tabuhan dog-dog yang meriah. Kebiasaan itu disebut ngareog, maka sejak itulah muncul jenis kesenian reog. Tentang sebutan ogel itu kemudian dilupakan oleh orang. Namun tidak hilang sama sekali (Wawancara, dengan Uum Juarsih 20 Oktober 2009).

Referensi skripsi Teti Komalasariningsih
Penulis : Ari Yanuar 
Nim :18123009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tari Wayang

Gending Karesmen

Tari Umbul