Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Gending Karesmen

Gambar
GENDING KARESMEN Gending karesmen merupakan kesenian khas jawa barat, kesenian sunda,yang dalam penyajiannya berbentuk teater total. Kesenian ini merupakan gabungan berbagai seni yang dijalin dalam suatu pagelaran seni pertunjukan (teater). Bagi masyarakat yang pernah menonton sandiwara, kesenian ini pun hampir seperti itu. Bedanya dalam penyampaian dialognya (obrolan). Dialog dalam gending karesmen disampaikan oleh pelaku-pelakuna dalam jenis suara (dilagukan). Karena dilagukan maka dialognya tersebut selalu diiringi dengan seperangkat gending pengiring baik kacapi suling, degung, gamelan pelog/salendro, atau gabungan dari berbagai gending tersebut. Dalam kebudayaan cirebon dan indramayu sejenis gending karesmen kecil sering tampil dalam seni tarling tatkala dalam sampai pada penyajian lakon (dramahumor). Dalam kebudayaan eropa sejenis gending karesmen itu disebut opera. Di cina lazim disebut opera peking. Dengan demikian gending karesmen pun bisa disebut opera sunda.   perwujudan

Tari Wayang

Gambar
Tari Wayang      Tari Wayang merupakan bentuk tari yang mengambil lakon dan cerita-cerita wayang seperti Ramayana dan Mahabarata serta Gatotkaca, Baladewa, Sobali, Sugriwa, Darmawulan, Menak, Jayengrana, dan tokoh-tokoh lainnya. Tari Wayang memiliki kekhasan pada aspek koreografis, karawitan, tata busana, dan tata riasnya. Kekhasan ini terletak pada kenyataan bahwa tari Wayang lahir karena kebutuhan untuk mengungkapkan tokoh-tokoh pewayangan dalam seni tari. Belum jelas tahun berapa tepatnya Tari Wayang Berkembang di Jawa Barat, sumber lisan menerangkan pada masa pemerintahan Bupati Bandung ke-10 Martanegara (1893-1918) di dalam kabupaten ada bangunan khusus sebagai tempat pertunjukan Wayang Wong. Pada masa pemerintahan Bupati Bandung ke-11 dan ke-13 Wirana Kusuma V (1920-1931) dan (1936-1945) di kabupaten sering dipertunjukan Wayang Pria (asal kata priyai) maksudnya ditarikan oleh para priyai.  Sumber Gambar : http://kenalibudaya.info/tarian-adat-jawa-barat/tari-wayan

Gondang

Gambar
Gondang       Kata Gondang menurut KBBI mempunyai arti pohon yang tinggi besar, kulit batangnya mengeluarkan getah putih yang dapat diolah menjadi lilin untuk membatik. Namun di tatar Sunda, gondang memiliki makna “ngayun” yang dipercaya sebagai perilaku masyarakat Sunda untuk menghormati Nyi Dewi Sari Pohaci atau lebih terkenal dengan nama Dewi Sri ( Padi ). Sedangkan kata Buhun mempunyai arti tua atau kuno. Jadi Gondang Buhun adalah sebuah kesenian yang isinya merupakan ritual pada saat musim panen berakhir, dan merupakan bentuk rasa syukur pada sang maha pencipta atas hasil yang melimpah.         SumberGambarYouTube https://youtu.be/rLZSxZx5_j0      Gondang ini merupakan alat tumbuk padi yang terdiri dari lisung dan tongkat. Konon memiliki aura ghaib kuat dan selalu menjadi symbol sebagai tanda mulanya masa tanam dan panen.      Seni gondang merupakan kesenian warisan kerajaan Galuh yaitu dari seorang pandita yang bernama Ki Ajar Sukaresi pada abad ke-6 dan merup

Degung

Gambar
DEGUNG      Seperti halnya tembang sunda cianjuran, Degung lahir pada lingkungan pendopo kabupaten cianjur pada sekitar abad XIX. Pada mulanya kesenian ini hanya ditampilkan dalam acara-acara tertentu saja. Degung ditampilkan jika ada perayaan di pendopo kabupaten baik pesta peringatan resepsi hajatan, atau menyambut tamu hormat. Sumber Gambar : Yayan Supriyatna Tugas Akhir Jurusan Karawitan SMK Pangeran Arya Suria Atmadja Tahun 2018       Untuk sajian seni degung sejak saat muharam ( Julukan untuk kanjeng RAA Wiranata Kusuma) dibuat panggung khusus di halaman pendopo kabupaten bandung – sebelah selatann alun-alun Bandung sekarang. Tinggi panggung sekitar 10 meteranyang cukup untuk menampung seperangkat gamelan degung beserta para pangrawitnya.   Seni Degung pada mulanya hanya dimainkan oleh kaum laki-laki bentuk sajian musiknya hanya instrumentalisnya saja, tanpa dibarengin dengan vokal. Seni degung bukan merupakan seni tontonan tetapi hanya kesenian untuk didengarkan saja

Kliningan

Gambar
Kliningan       Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang awalnya dipegang teguh, dipelihara dan dijaga keberadaannya kini sudah hampir punah salah satunya di Jawa barat yang didalamnya memiliki banyak kebudayaan yang khas dan menarik, salah satunya adalah kesenian kiliningan. Kesenian ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat sunda. Walaupun sudah jarang ditampilkan secara khusus, namun materi kesenian ini akan selalu tampil dalam pergelaran seni Wayang Golek Purwa dalam bentuk sejak kiliningan.     Sumber Gambar : Dokumen Pribadi Yayan Supriyatna      Kesenian kiliningan muncul dan berkembang pada kehidupan masyarakat sunda. Di daerah Subang pada tahun 1960-an muncul kesenian bajidoran yaitu jenis kesenian tari pergaulan masyarakat golongan menengah kebawah, yang mana materi lagu yang dipakai untuk mengiringi tari dalam bajidoran sama dengan lagu-lagu yang sering dibawakan pada kesenian kiliningan. Kesenian ini hampir sama de

Tari Topeng Cirebon

Gambar
Tari Topeng      Secara kronologis dapat dikatakan bahwa tari Tayuban yang kemudian dikembangkan menjadi tari Kerseus bermula dari Topeng Cirebon. Tari Topeng yang dikembangkan di Jawa Barat sekitar awal tahun 1900 merupakan Tari Topeng Bebarang, sebagai tarian untuk pertunjukkan keliling. Penyajiannya ditentukan oleh si penggarap sehingga tidak ada ketetapan dalam hal materi penyajiannya. Lambat laun tari Topeng Bebarang ini berkembang menjadi Tari Topeng yang disajikan untuk hiburan dalam perayaan-perayaan perkawinan atau khitanan.      Pada kesempatan ini materi pertunjukan disajikan lebih lengkap dibandingkan Topeng Bebarang, waktu perunjukkan hampir sehari penuh, tempatnya di arena terbuka, biasanya di halaman rumah si penanggap (tidak diatas panggung). Tari Topeng asal cirebon ini terdiri dari empat gaya yaitu, Ciliwung, Slangit, Gegesik, dan Losari. Nama-nama tersebut diambil dari daerah Topeng tersebut berasal.       Materi Pertunjukan tari Topeng biasanya terdiri da

Reog Khusus Wanita

Gambar
Reog Khusus Wanita Reog adalah salah satu jenis kesenian yang berfungsi sebagai sarana hiburan, yang di dalamnya terdapat unsur tabuh, lagu, lawak dan pertunjukan. Kesenian reog diperkaya dengan tabuhan dan lagu di luar tabuhan-tabuhan pokok, sehingga kesenian tersebut merupakan salah satu kesenian yang mampu mempertunjukan corak dan warna lain pada pertunjukkan. Meskipun Reog didominasi oleh laki-laki, namun kenyataanya seni reog dapat dimainkan oleh pemain wanita. Pertunjukkan seni reog wanita tidak harus menggabungkan unsur lawak dan lagu seperti lazimnya. Tetapi dapat mengetengahkan unsur tabuhan/instrumental saja. Seperti ketika mengiringi dalam suatu perayaan. Belakangan ini, kondisi kesenian reog wanita semakin memprihatinkan jika dibandingkan dengan kesenian-kesenian lainnya. Hal ini menunjukkan betapa minimnya kesenian tradisi yang bisa dinikmati masyarakat, khususnya anak-anak  jaman sekarang, mereka tidak mengetahui lagi tentang kesenian tersebut. Dengan perkem

Seni Gemyung

Gambar
SENI GEMYUNG (TERBANG) ”PUSAKA MEKAR”     Seni Gemyung (Terbang) adalah salah satu kesenian rakyat yang ada di daerah pelosok, biasanya di mainkan dalam acara upacara ruawatan atau menyambut upacara “Nyi Sri” dan “Guar Bumi”. Seni Gemyung ini belum ada kepastian asal muasalnya dari mana, ada yang menyebut dari India, ada juga sebagian yang bilang bahwa ini dari Persia, cuman yang saya bisa telusuri bahwa seni gemyung (terbang) ini masuknya ke tanah Jawa berbarengan dengan masuknya agama Islam. Dalam sejarah masuknya Islam ke tanah Jawa di bawa oleh para saudagar asal Gujarat, sedangkan Gujarat itu adanya di tanah Persia. Tanah Jawa yang paling duluan masuk Islam adalah tanah Jawa Pesisir Utara yaitu Cirebon, apalagi disana ada sebuah Pelabuhan. Para saudagar tadi menyebarkan agama Islam salah satu media yang di pakai diantaranya adalah memakai media seni gemyung. Sampainya ke Sumedang juga ada beberapa persi, diantara yang saya temukan adalah melalui Pangeran Santri. Pangeran Sa

Kesenian Songah

Gambar
SONGAH     Songah adalah sebuah kesenian yang menggunakan alat dari bahan dasar bambu. Kesenian ini biasa ditampilkan saat hajat lembur Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Songah ini diperkirakan berdiri pada tahun 2012 pada saat hajat lembur Desa Citengah.  Mengapa di sebut Songah ?     Desa Citengah merupakan Daerah Pedesaan yang mata pencaharian dari pertanian dan berdampingan dengan Kehutanan yang menggunakan kayu Bakar untuk memasak di tungku (hawu) tungku atau hawu identik dengan Songsong, Alat musik tersebut menyerupai songsong dan kebetulan kami dari Citengah  , maka lahirlah namanya Songah (Songsong Citengah ). Motto Songgah  Kabungah : „ Alam Nyarita Warisan Para Karuhun nu ngandung Harti jeung Pangarti „  Sejarah Songgah (Songsong Citengah ) Dalam rangka melestarikan adat dan Budaya di Desa Citengah sering mengadakan Hajat Lembur dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Desa Citengah sejak tahun 2008. Sumber Gambar : Ki Madhari    

Tari Umbul

Gambar
TARI UMBUL Kota Sumedang memiliki julukan "Puseur Budaya sunda" (artinya : pusat budaya sunda) ada begitu banyak elemen-elemen budaya yang berasal dari Sumedang. Mulai dari seni musik, tari, pertunjukkan, makanan tradisional dan masih banyak lagi. Disini saya akan menjelaskan satu dari sekian banyak kesenian asli Sumedang yaitu tari umbul. Sumber Gambar : SMKN 1 Sumedang 2018 Tari umbul merupakan tari tradisional yang dikenal berasal dari Situraja, Sumedang, Jawa Barat. Menurut seorang seniman dan budayawan dari Desa Cijeler yang bernama Bapak Dadi, seni tari umbul diperkirakan muncul pada tahun 1940-an di Desa Pasir Reungit Kecamatan Paseh dan kemudian juga berkembang di daerah Kecamatan Situraja. Seiring berjalannya waktu tari ini menyebar ke daerah lain di Sumedang.     Pementasan tari umbul awalnya dilakukan secara berkeliling dari kampung ke kampung. Namun dalam perkembangannya ditampilkan juga di atas panggung. Pertunjukkan dimulai dengan gending

Keroncong

Gambar
    Selamat datang kembali di Warta Sunda. Pada kali ini, kita akan membahas sebuah kesenian dari wilayah DKI Jakarta yang mendapat julukan sebagai musik jazz nya Indonesia. Ya, betul sekali. Kita akan membahas kesenian Keroncong. Tidak perlu berlama-lama lagi, mari kita langsung ke pembahasanny a.      Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, kesenian Keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa Portugis sejak abad ke-16 ke Nusantara. Pernyataan tersebut selaras dengan buku yang berjudul Krontjong Toegoe karya Victor Ganap yang diterbitkan oleh BP-ISI Yogyakarta tahun 2011 yang menyebutkan bahwa asal mula musik keroncong di Nusantara berawal dari kedatangan bangsa Eropa dalam hal ini adalah para armada dagang bangsa Portugis yang dipimpin oleh Tomé Pires pada tahun 1513 (abad ke-16) yang sedang singgah di pelabuhan Sunda Kelapa dalam pelayaran dari Malaka ke Maluku untuk mencari rempah-rempah. Sel

Kesenian Benjang

Gambar
BENJANG   Munculnya seni benjang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan pabrik tapioka milik Mas Hasandikarta di Cinunuk. Menurut keterangan masyarakat sekitar, apabila musim panen singkong atau padi tiba, di lingkungan pabrik diselenggarakan syukuran. Dalam acara syukuran yang dihadiri oleh seluruh sanak keluarga karyawan dan masyarakat sekitar disajikan berbagai hiburan setempat, seperti reog, tanji, ibing silat, dan lain-lain. Untuk lebih memeriahkan acara tersebut. Mas Hasandikarta juga mengundang jawara atau jagoan silat dari luar daerah, di mana mereka diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian dan ketangkasannya.   Salah satu jenis ketangkasan yang biasa dilakukan oleh para buruh pabrik itu adalah seni dogong, yaitu seni adu kekuatan menggunakan alat penumbuk padi (halu), di mana dua orang laki-laki saling berhadapan untuk kemudian saling mendorong lawannya menggunakan alat penumbuk padi tersebut. Biasanya seni dogong ini diselenggarakan di sebuah lapangan yang diberi bat

Seni Calung

Gambar
Senicalung    Calung yang hidup dan dikenal masyarakat sekarang, adalah calung dalam bentuk penyajian seni pertunjukan (hiburan yang bersifat tontonan). Seni pertunjukan calung tersebut menggunakan waditra yang disebut calung jinjing, yaitu waditra calung yang ditampilkan dijinjing (tergantung) dipegang oleh tangan sebelah kiri, jika akan dibunyikan.     Waditra calung jinjing terbuat dari bahan bambu hitam (awi hideung). Seperangkat calung jinjing yang dipergunakan dalam pertunjukanya bisa bertangga nada salendro atau bertangga nada pelog dan madenda (nyorog). Waditra calung jinjing merupakan perkembangan dari bentuk calung rantay dan calung gambang. Calung dalam bentuk ini sudah merupakan jenis calung untuk seni pertunjukan yang bersifat hiburan (tontonan) oleh karena itu bentuk waditra calung jinjing telah disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan pertunjukanya. Calung jinjing yang berasal dari bentuk dasar calung rantay ini tidak dibuat dalam empat bagian bentuk waditra yang terpi

Tari Tayub Dan Kerseus

Gambar
   Tari Tayub atau Ibing Tayub, merupakan salah satu jenis Tari pergaulan yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Istilah “Tayub” pada Ibing Tayub, sejalan dengan sejarah perwujudannya, yakni berasal dari bahasa Jawa “Sayub” atau “Anayub”. Tarian ini muncul di Jawa Barat, terutama di Sumedang, dan perkembangannya berawal ketika Sumedang diperintah bupatinya yang ke-18 yaitu Pangeran Suria Kusumah Adinata (1836-1882). Seperti halnya Tembang Sunda Cianjuran dan seni Degung, Ibingan Tayub pun merupakan kesenian menak.Pada mulanya Tarian ini merupakan tarian khusus bagi para priyayi pendopo kabupaten sebagai Tari Kalangenan kaum pria menak.    Pada awal kemunculannya tarian ini hanya merupakan gerakan-gerakan tari apa adanya menurut keterampilan masing-masing penari. Karena pada dasarnya tayuban merupakan sebuah ajang unjuk gigi dan mengangkat derajatnya sebagai kalangan terhormat. Tarian ini mengungkapkan kegembiraan dan gerakan-gerakannya pun merupakan sebuah impr