Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Tarawangsa

Gambar
       Di daerah Sunda terdapat alat musik gesek yang keberadaannya telah lama sekali, yaitu Tarawangsa. Keberadaan tarawangsa lebih tua daripada rebab, alat gesek lain. Naskah kuna Sewaka Darma dari awal abad ke-18 (atau sebelum abad ke-15 M) telah menyebut nama tarawangsa sebagai nama alat musik. Sebagai nama dari salah satu jenis musik tradisional Sunda, tarawangsa merupakan sebuah ensambel kecil yang terdiri dari sebuah tarawangsa dan sebuah alat petik tujuh dawai menyerupai kecapi yang disebut Jentréng. Kesenian tarawangsa hanya ditemukan di beberapa daerah tertentu di Jawa Barat, yaitu Rancakalong (Sumedang), Cibalong, Cipatujah (Tasikmalaya Selatan), Banjaran (Bandung), dan Kanekes (Banten Selatan). Dalam kesenian tarawangsa di daerah Cibalong dan Cipatujah, selain digunakan dua jenis alat tersebut, juga dilengkapi dengan dua perangkat calung rantay, suling, dan juga nyanyian.  Dokumentasi Santy Amalia Mulqy pada acara ngalaksa di Rancakalong, 21 September 2018

Kuda Renggong

Gambar
Dokumen pribadi   Kuda, pada zaman dulu saat zaman kerajaan selalu digunakan sebagai alat perhubungan dan alat transfortasi perang. Di masa pemerintahan Bupati  Pangeran Soeria Atmaja pada saat itu  perkembangan kuda meningkat tajam dan tumbuh subur karena beliau selalu menggunakan bibit unggul dari Sumbawa. Menurut Bapak Mamat cucunya Aki Sipan yang tinggal di Desa Cikurubuk Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang, kuda- kuda bangsawan termasuk milik Pangeran Soeria Atmaja di titipkan kepada Aki Sipan pada tahun 1870. Sejak kecil Aki Sipan senang mengamati kuda terutama kuda yang dapat mengikuti gerakan manusia. Menurut  Pa Mamat, Kuda Aki Sipan memiliki gerkan yang unik pada saat berjalan kepalanya suka mengangguk – angguk (ngungkug). Aki Sipan memiliki ide untuk melatih kuda pada saat berjalan setelah memandikan kuda – kuda asuhanya. Aki Sipan berjalan di depan kuda – kudanya, dan tanpa disadari sewaktu Aki Sipan menoleh ke belakang ternyata kuda – kuda tersebut mengikuti gerkan

Bubuka

Selamat Datang di Warta Sunda Sampurasun! Sebelumnya terima kasih kepada Allah SWT. yang telah memberikan berbagai kenikmatan dan anugerah yang tak terhingga sehingga kita dapat menjalankan kehidupan di Negeri yang teramat indah ini. Tak lupa juga terima kasih kami sampaikan kepada orang tua dan dosen mata kuliah Apresiasi Seni Institut Seni Budaya Indonesia Bandung yang telah membimbing kami hingga dapat membagikan ilmu yang belum ada apa-apanya ini namun kami harap dapat bermanfaat dan berdampak besar pada kaum milenial yang peduli maupun yang hanya sekedar mengenal seni dan budaya di Negeri tercinta ini. Kami akan menyuguhkan beberapa pembahasan yang diharapkan bisa menggugah rasa untuk lebih kenal dan melestarikan apa yang kita miliki sebagai penduduk dengan seni dan budaya terkaya di dunia. Akan ada beberapa kebudayaan khususnya di tatar Sunda yang menjadi warisan budaya yang harus kita lestarikan. Untuk itu terus kunjungi halaman ini untuk sama-sama kita mempelajari bera